Kopassus (AD)
Kopassus singkatan dari Komando Pasukan Khusus. Kopassus ini di bawah TNI Angkatan Darat yang resminya berdiri tahun 1952. Pasukan ini punya kemampuan melebihi tentara biasa. Mereka bisa bergerak cepat di setiap lokasi, menembak tepat, pengintaian, dan antiteror.
Nama pasukan khusus Angkatan Darat ini sudah beberapa kali. Ketika dibentuk pertama kali nama Kopassus masih Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Setelah itu ganti nama jadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD), Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD), dan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha). Sejak 1986, Kopassandha berubah jadi Kopassus sampai sekarang.
Kopassus terkenal yang terkenal dengan sebutan 'baret merah' ini terkenal dengan aksi-aksinya yang berani. Satu yang paling terkenal saat menaklukkan teroris yang membajak pesawat DC-9 "Woyla" tahun 1981.
Sejalan dengan penyempurnaan organisasi di jajaran Pasukan TNI AU sejak lahirnya Pasukan Khas TNI AU sampai sekarang, maka organisasi Wing I Paskhaspun mengalami berbagai perombakan. Perubahan ini mengikuti dinamika yang terjadi pada tubuh organisasi Korpaskhas secara keseluruhan.
Perkembangan jaman dan situasi makro dari waktu ke waktu, memang menuntut adanya reorganisasi yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan tuntutan tugas yang harus diemban oleh TNI, khususnya TNI AU serta Paskhas. Perubahan tersebut juga seiring dengan perubahan-perubahan sebutan nama Satuan mulai dari nama PPP, PGT, KOPPAU, Kopasgat, Puspaskhasau sampai dengan sebutan yang dikenal dengan nama Korpaskhas.
Dengan turunnya Keputusan Kasau Nomor : Kep/22/III/1985 tanggal 11 Maret 1985, nama Kopasgat berubah menjadi Pusat Pasukan Khas TNI AU (Puspaskhasau). Selanjutnya, berdasarkan keputusan Pangab Nomor : Skep/9/VII/1997 tanggal 7 Juli 1997, nama Puspaskhasau berubah menjadi Korpaskhas. Perubahan dari istilah “Pusat” menjadi “Korps” berarti juga perubahan dari tingkat Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) menjadi Komando Utama Pembinaan (Kotamabin) TNI AU. Hal ini menunjukan adanya perubahan organisasi sesuai dengan perubahan istilah dan status yang diembannya. Istilah Komandan Puspaskhasau (Danpuspaskhasau) otomatis juga berubah menjadi Komandan Korpaskhas (Dankorpaskhas). Perubahan organisasi secara langsung juga terjadi dijajaran bawahnnya yang ditandai dengan munculnya nama “Wing”. Dengan demikian lahirlah Wing I Paskhas, termasuk Wing I Paskhas “Hardha Marutha”.
Dalam rangka pembenahan dan peningkatan satuan Paskhas, berdasarkan Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Perkasau/53/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008 tentang penyempurnaan Pokok-Pokok Organisasi Korpaskhas TNI AU dan Peraturan Komandan Korpaskhas Nomor Perdankorpaskhas/56/IX/2009 tanggal 7 September 2009 tentang Prosedur dan Mekanisme Kerja Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, maka dibentuklah satu Batalyon baru yakni Batalyon 467 Paskhas yang berkedudukan di Jakarta, sehingga Wing I Paskhas membawahi Batalyon 461 Paskhas di Jakarta, Batalyon 462 Paskhas di Pekanbaru, Batalyon 465 Paskhas di Pontianak, Batalyon 467 Paskhas di Jakarta, Kompi A BS Paskhas di Medan, Kompi B BS Paskhas di Subang, Kompi G BS Paskhas di Lhokseumawe dan Kompi G BS Paskhas di Banda Aceh.
1. Aktivitas
Aktivitas yang dilaksanakan di Wing I Paskhas beserta jajarannya diselenggarakan dengan mengacu pada tugas pokok dan tungsinya. Untuk itu, Wing I Paskhas terus berupaya untuk melaksanakan pembinaan terutama untuk terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM)-nya dengan berbagai kegiatan latihan, mengirim para prajuritnya untuk mengikuti pendidikan-pendidikan, santiaji-santiaji, pembinaan rohani/mental para prajurit, dan evaluasi kegiatan sehabis latihan maupun penugasan. Tujuan akhir dan semua kegiatan tersebut adalah demi suksesnya pelaksanaan tugas-tugas yang diemban oleh Wing I Paskhas beserta jajarannya.
Latihan yang dilaksanakan dapat berupa latihan rutin sesuai dengan program latihan yang telah dibuat dan sifatnya mandiri (intern) di Satuan jajaran Wing I Paskhas seperti latihan menembak, baik jenis senjata perorangan (Senapan dan Pistol) maupun jenis senjata kelompok (Minimi, GPMG, SMB, Triple Gun, QW3), latihan Rappeling dan Fast Rope, latihan Hanud Titik (Posko Hanud dan gelar satbak), latihan Jumping Master, Satpur, Sarpur, Dallan, Dalpur, Force Down dan latihan gelar alat komunikasi/radio.
Latihan juga dilakukan dalam bentuk Antar Satuan baik dengan Satuan-satuan yang ada di jajaran Korpaskhas (latihan terpadu Korpaskhas) seperti latihan pemantapan Dalpur, Dallan dan Sarpur yang dilaksanakan secara terpusat di Wing III Diklat Paskhas, maupun intern TNI AU seperti latihan Rajawali Perkasa, Jalak Sakti, Tutuka dan Angkasa Yudha. Latihan Gabungan TNI yaitu PPRC sedangkan latihan bersama dengan negara lain seperti latihan terjun dengan Pasukan Udara Amerika Serikat “Teak Iron”, Elang Malindo, Indopura dan lain-lain.
Selain latihan yang bernuansa militer, jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan latihan seperti PHH yang tujuannya untuk menyiapkan prajurit jika ditugaskan untuk membantu Kepolisian bersama-sama Satuan TNI Iainnya seperti tugas dalam Pengamanan Tidak Langsung (Pamtaksung) Pemilu, Pamtaksung Sidang Umum MPR dan Pengamanan lbu Kota untuk menghalau massa demontrasi dan kerusuhan-kerusuhan yang terjadi seperti pada awal era Reformasi pada bulan Mei 1997.
Di samping itu, jajaran Wing I Paskhas juga terus membina fisik para prajuritnya rnelalui olah raga, baik olah raga militer (ormil) maupun olah raga urnum (orum). Wing I Paskhas pernah rnengadakan perlombaan-perlornbaan yang bersifat intern bahkan gabungan dengan Satuan lain maupun dengan masyarakat umum seperti pada perlombaan menembak yang diikuti oleh para pejabat TNI AU, mantan pejabat TNI AU dan dan masyarakat (Perbakin) serta dan Satuan-satuan TNI Iainnya.
OIah raga umum seperti bela diri, sepak bola, bola volly, tenis meja dan lain-Iainnya secara rutin dilaksanakan baik di Mawing I Paskhas maupun di Satuan-satuan jajarannya. Bahkan pembinaan olah raga untuk ibu-ibu Pia Ardhya Garini dijajaran Wing I Paskhas juga terus dilakukan untuk mendukung kesehatan keluarga prajunit dan dalam rangka memperenat hubungan sosial sesama istri prajurit Paskhas.
2. Penugasan-penugasan
Wing I Paskhas merupakan Satuan yang relatif baru, yang berdiri pada 16 September 1999. Walaupun begitu, Satuan-satuan yang berada di jajarannya sudah banyak melakukan tugas-tugas operasi, baik berupa tugas-tugas pertahanan maupun pengamanan serta tugas-tugas bakti TNI dan bakti sosial, jauh sebelum Wing I Paskhas ada. Adapun tugas-tugas yang pernah diemban oleh Satuan-satuan di jajaran Wing I Paskhas dapat dilihat dalam tabel beriku:
a. Penugasan Dalam Negeri
1) Operasi Trisula I, 1975
2) Operasi Parikesit I, Timor-Timur, 1978-1979
3) Operasi Parikesit II, Timor-Timur, 1979
4) Operasi Segar I, 1980-1981
5) Operasi Geser Timor-Timur, 1981-1999
6) Operasi Bhakti Cilia Jaya I, 1982
7) Operasi Pandawa, 1982
8) Operasi Siaga Natuna, 1982-2002
9) Operasi Geser Pekanbaru, 1982-1990
10) Operasi Penangkal Jaya, 1984
11) Operasi Rajawali IV, Timor-Timur, 1998-1999
12) Operasi Pemulihan Keamanan, NAD, 1999-2004
13) Satgab Intelijen TNI (SGI), Maluku, 2000-2001
14) Yon Gab TNI, Maluku 2000-2002
Selain tugas-tugas operasi seperti yang telah disebutkan di atas, Satuan-satuan jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan tugas –tugas pengamanan Satuan Radar TNI AU seperti Pam Satrad 211 Tj. Kait, Satrad 212 Ranai, Satrad 213 Tj. Pinang, Satrad 214 Pemalang, Satrad 216 Cibalimbing, Satrad 231 Lhokseumawe, Satrad 232 Dumai, Satrad 233 Sabang, Satrad 234 Sibolga, Posek I Jakarta, Posek III Medan serta pengamanan obyek-obyek vital nasional seperti Pam PT Freeport di Timika Papua, PT Arun di Aceh, Pangkalan-pangkalan Udara beserta fasilitasnya dan pengamanan dalam rangka membantu kepolisian seperti pengamanan ibukota dan lain-lain.
Menyadari sepenuhnya bahwa TNI adalah bagian dari rakyat yang juga lahir dari rakyat, jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan tugas-tugas bhakti TNI yang dikenal dengan sebutan TNI Manunggal (dulu disebut ABRI Masuk Desa/AMD) di berbagadi daerah. Intinya, bersama-sama dengan rakyat membangun desa atau wilayah seperti pembuatan jalan, pembuatan mesjid, jembatan dan lain-lain agar roda perekonomian, keamanan dan aspek kehidupan lainnya di daerah tersebut dapat berjalan lebih baik lagi.
Jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan tugas-tugas bhakti sosial dan kemanusiaan seperti bantuan dalam menolong korban banjir, korban gempa bumi, korban tsunami, kecelakaan pesawat dan bencana alam lainnya.
Korps marinir Indonesia
Korps Marinir adalah salah satu Kotama (Komando Utama
TNI Angkatan Laut). Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir adalah sebuah Kotama sejajar dengan Kotama lain seperti Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, Kodikal, Seskoal dan AAL. Cikal bakal Korps Marinir bermula dari tanggal
15 November 1945, di mana nama
Corps Mariniers tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal sehingga tanggal ini dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal
9 Oktober 1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal
15 November 1975.
Markas Korps Marinir terletak di Jalan Kwitang,
Jakarta Pusat. Korps Marinir terdiri dari tiga brigade infrantri marinir. Satuan elit marinir TNI-AL dinamakan
Batalyon Intai Amfibi (
Taifib) dan satuan anti-teror marinir TNI-AL dinamakan
Detasemen Jala Mengkara (Denjaka).
Saat ini Korps Marinir terbagi menjadi 1
Regu Pandu Tempur, 1 Batalyon pasukan khusus yang disebut
Batalyon Intai Amfibi, dan 3
Brigade Infanteri Marinir, yang melingkupi 9 Batalyon Infanteri Marinir.
Komandan Korps
Menarik juga yah mengetahui tentang pasukan TNI yang kita banggakan di Tanah Air....
MAJU terus Dah pokoknya...
SALAM KOMANDO......!!!!!!!!!!!!!!!!!!